Minggu, 05 Juni 2011

halaman 10

supervise s
supervise switches to the directory named s and starts ./run. It restarts ./run if ./run exits. It pauses for a second after starting ./run, so that it does not loop too quickly if ./run exits immediately.
If the file s/down exists, supervise does not start ./run immediately. You can use svc to start ./run and to give other commands to supervise.
supervise maintains status information in a binary format inside the directory s/supervise, which must be writable to supervise. The status information can be read by svstat.
supervise may exit immediately after startup if it cannot find the files it needs in s or if another copy of supervise is already running in s. Once supervise is successfully running, it will not exit unless it is killed or specifically asked to exit. You can use svok to check whether supervise is successfully running. You can use svscan to reliably start a collection of supervise processes.

halaman 9

Dengan telah ditetapkannya Peraturan Kepala BKN Nomor 19 tahun 2006 dan Nomor 2 tahun 2007 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara, Kantor Regional VII BKN pada tanggal 7-8 Maret 2007 dengan bertempat di Aula Kantor Regional VII BKN telah menyelenggarakan Sosialisasi Struktur Organisasi Dan Tata Kerja BKN yang diikuti oleh para Pejabat Eselon III dan IV dan seluruh pegawai dilingkungan Kantor Regional VII BKN serta tiga Pejabat Eselon IV Kantor Regional Banjarmasin. Sosialisasi dibuka secara resmi dan dimoderatori oleh Kepala Kantor Regional VII BKN Dr.Djoko Sutrisno,M,Si dan materi sosialisasi disampaikan oleh Tim sosialisasi BKN Pusat yang dikoordinir oleh H.Awan Suyutno,S.Sos, Kepada Bidang Tata Usaha Pimpinan dan Protokol, dengan anggota Menari Sitohang,SE,MM, Kepala Bagian Pengembangan Pegawai dan Tauchid Djatmiko,SH,MSi, Kepala Sub Direktorat Gaji. Dalam sosialisasi tersebut materi Standar Operation Prosedur disampaikan oleh Menari Sitohang,SE,MM, Rencana Induk Pelatihan dan Pengembangan Pegawai BKN disampaikan oleh Tauchid Djatmiko,SH,Msi, dan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja BKN yang baru disampaikan oleh H.Awan Suyutno,S.Sos. Acara sosialisasi dilanjutkan dengan diskusi dan brainstorming penyusunan daftar kebutuhan diklat pegawai BKN.

halaman 8

LOKAKARYA MINI PUSKESMAS

Latar Belakang
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat penembangna peran serata masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina petugas Puskesmas untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi Puskesmas dengan baik, telah dikembangkan Lokakarya Mini Puskesmas.Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3) maka Lokakarya Mini Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan Pelaksana (P2).
Tempat Kegiatan
Lokakarya Mini Puskesmas diadakan di Aula Puskesmas
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral.
2. Tujuan Khusus
a. Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan terlaksa
b. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
c. Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.
d. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.
Manfaat
Manfaat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.
Hasil
3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim.
Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
4. Lokakarya Bulanan Puskesmas.
Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim, setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas dan dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga.
5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.
Harapan

halaman 7

 
PEMBAHASAN
3.1
Deskriptif Polindes
Polindes Kecamatan Belitang hilir, Desa KarangAyak  ini lahir
an berawal dari Balai Pengobatan yangdidirikan  oleh  Departemen  Transmigrasi  pada  tahun1985. Berdirinya Balai Pengobatan SP1 Merbang gunamelayani warga transmigran, baik yang beasal dari Jawamaupun  masyarakat  di  kampung  sekitarnya.  Lokasitransmigrasi  SP1  Merbang  merupakan  lokasitransmigrasi pertama di Belitang Hilir. Satu orang tenaga perawat ditempatkan disini. Balaipengobatan yang dirubah menjadi balai desa oleh warga sekitarnya juga dijadikan sebagai Polindessementara selama kegiatan KIA dan Program KB. Hal ini disebabkan kondisi Polindes yang belumdapat berdiri sendiri.  Kondisi Polindes saat ini pun sudah mulai kurang baik. Diperlukan perbaikanuntuk WC, lantai, tangga, langit-langit, dan atap. Selain itu, polindes yang aksesnya sulit dijangkauini juga tidak memiliki peralatan yang menunjang kelancaran pekerjaan petugasnya. Tidak adaperabotan dan peralatan medis yang tersedia. Contohnya saat diadakan Pemeriksaan Kesehatan Ibudan Anak pada tanggal 11 September 2007 lalu, terpaksa meminjam meja dan kursi milik tetangga.Bahkan seorang bidan mesti menggunakan kotak suara (salon) untuk alas menulis. Jika adaperabotan dan peralatan kerja yang memadai, tentunya petugas akan dapat bekerja dengan baik, tidak terbebani dengan ketiadaan.

halaman 6

POLINDES


Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalammenyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,termasuk kb di desa (depkes ri, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desasetempat. Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader didukungoleh petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada keberadaanbidan, oleh karena pelayanan di polindes merupakan pelayan profesi kebidanan.Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi,oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraanbidan dan dukun bayi dalam pertolongam persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan dipolindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam. Penggerakanmasyarakat  dan  penyuluhan.  Selain  itu  bila  memungkinkan,  kegiatan  posyandu  dapatdilaksanakan pada tempat yang sama dengan polindes. Idealnya suatu polindes mempunyaibangunan tersendiri namun bisa juga menumpang disalah satu rumah warga atau bersatudengan kediaman bidan di desa, dan masih dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat(bisma, 2006).Pertolongan persalinan yang ditangani di polindes adalah persalinan normal serta kasusdengan faktor resiko sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat membahayakan ibuhamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan serta perawatn profesional). Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat(ukbm) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakantempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk kb didesa.

halaman 5

http://youtu.be/7ipeCqnjyvs

halaman 4


Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Depdagri, 1999).